Kamis, 17 Januari 2013

Kontroversi Kasus Asrama Mahasiswa Ranggonang Dalam Media


Aksi demo yang dilakukan oleh puluhan mahasiswa Sumatera Selatan yang bertempat di Asrama Mahasiswa Ranggonang Kabupaten Musi Banyuasin di baciro, Yogyakarta pada rabu 16 januari kemarin menuai kontroversi yang luar biasa dari berbagai media lokal dan media nasional.

Mahasiswa yang menuntut akan adanya Transparansi pembangunan proyek dan kejelasan status asrama mahasiswa ranggonang ini juga melakukan penghentian aktifitas pekerjaan , mereka juga membakar atribut, ban, serta foto bupati Musi Banyuasin.

Media apa saja yang sempat meliput aksi demo mahasiswa Sum-Sel di yogyakarta ini, berikut informasinya :





Harian Suara Merdeka edisi Kamis, 17 januari 2013




Harian Radar jogja, edisi kamis 17 jan 2013


harian Kedaulatan Rakyat ; Kamis 17 januari 2013

Harian Jogja ; 17 Januari 2013




Harian Republika, kamis  17 januari 2013

   
Harian Seputar Indonesia ,Kamis 17 januari 2013      
   




Rabu, 16 Januari 2013

Aksi Demo warnai Asrama mahasiswa "Rangggonang" Muba



Puluhan mahasiswa Sumatera Selatan yang ada di Yogyakarta kemarin siang melakukan aksi demo di asrama mahasiswa kabupaten Musi Banyuasin Ranggonang di Jalan tanjung baru no 4 baciro gondokusuman Yogyakarta. 

Dalam aksi demo kali ini pendemo berorasi menuntut adanya transparansi kejelasan pada proyek pembangunan rehab asrama mahasiswa ini. 

Dalam wawancaranya Agus syahputra didampingi Arif budiman selaku koordinator aksi menuntut bupati Musi Banyuasin Pahri Azhari untuk mundur dari jabatannya, karena dianggap menjadi pemimpin yang gagal dan terlibat korupsi serta menghentikan pembangunan asrama yang sempat menjadi isu juga akan direncanakan akan dikomersilkan sebagai tempat penginapan umum juga. 

Sementara itu, mandor proyek pembangunan asrama ini belum bisa memberikan keterangan apa-apa terkait masalah ini. Terlihat disekitar areal asrama aparat kepolisian sebanyak satu kompi yang diterjunkan berjaga-jaga dilokasi hingga selesainya aksi demo ini. 


Sempat terjadi mediasi anatara pendemo dan Pemda Musi Banyuasin melalui ponsel oleh mediator Sesepuh yang ada di Yogyakarta. semoga masalah ini dapat terselesaikan.


“Simanja” julukan fans Supporter Sriwijaya FC Jogjakarta

.,
sumber dok : singa mania

Siapa tak kenal klub asal Palembang Sriwijaya Foottbal Club atau biasa disebut Sriwijaya FC. Klub yang merupakan kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan ini telah mendapatkan banyak prestasi liga sepak bola baik dalam nasional maupun internasional, seperti prestasi yang baru-baru ini ditoreh menjadi double winner dalam dua gelar yakni Indonesia Super League dan laga Perang bintang 2011 / 2012. 
 
Tak hanya itu, Sriwjaya FC juga memiliki banyak fans fanatik yang ada di Indonesia. Walaupun sebutan fans Sriwijaya FC terbagi dua (Sriwijaya Fans Club dan Singa Mania) tak pernah menjadi persoalan bagi klub ini terus menoreh Prestasi di dunia nasional dan internasional.  
  
dok : Singa Mania Jogja

Di yogyakarta sendiri terdapat sebuah komunitas bernama Singa Mania Jogjakarta atau biasa disingkat “Simanja” yang menjadi sebuah wadah bagi suporter sriwijaya FC. Anggota dari komunitas singa mania Jogja ini terbuka untuk siapa saja yang merupakan fans  dari klub bola Sriwijaya FC yang besekretariat di Jl Bausasran DN III/595 Yogyakarta.



Tak hanya warga Sum-sel yang ada di Yogyakarta saja yang menjadi anggota ini tetapi ternyata banyak juga Masyarakat asli Yogyakarta dan luar yang menetap di jogja yang tergabung dalam komunitas Simanja ini. 

Dalam wawancaranya , Arif selaku Ketua dari Singa Mania Yogyakarta ini menjelaskan tak hanya sekedar menjadi supporter biasa, disini kita bisa menjalin kekeluargaan dan silaturahmi satu sama lain antar  fans dari Sriwijaya FC. 
dok : Singa Mania


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan juga tak hanya sekedar dunia sepak bola, komunitas ini juga aktif di bidang sosial dan lingkungan. 

Seperti contoh ketika terjadinya letusan gunung merapi tahun 2010, komunitas ini melakukan aksi pengumpulan pendanaan sosial yang juga bekerjasama dengan Singa Mania luar jogja dan bahkan pada tanggal 18 – 20 januari 2013 ini komunitas ini menjadi tuan rumah Jambore Nasional Singa Mania bertempat di Kaliurang, Jogjakarta. Pertemuan dan silaturahmi Singa Mania se Nusantara ini juga sekaligus akan mengadakan acara Penanaman 1.000 pohon di kaki Gunung Merapi.
Add caption


Arif juga dalam wawancaranya menyampaikan “Singa mania bakal terus tetap ada dan eksis dalam mendukung Sriwijaya FC karena Singa Mania merupakan suporter hati nurani”.


Rabu, 09 Januari 2013

Cerita dari Musang IKPM Sum-Sel XIV

Sebuah video pendek karya Black Bandel Studio dan Panitia Musang  yang sempat diputar pada Musang IKPM Sum-Sel XIV 26 - 28 oktober 2012 di Kaliurang Yogyakarta lalu. Video ini menuai banyak pro dan kontra dari peserta yang menyaksikan . Tetapi panitia ingin menyapaikan, memang kenyataan itulah yang terjadi dan dialami pada kegiatan Musang IKPM Sum-Sel kali ini...




Panitia  berharap setelah menyaksikan video ini ketua dan pengurus baru IKPM Sum-Sel yang terpilih nantinya bisa semangat membangun bersama dan memberikan yang terbaik untuk IKPM Sum-Sel Yogyakarta.

Martabak HAR, Obati rasa Kangen Warga Sum-Sel di Yogyakarta



Menu andalan martabak HAR (sumber travel.detik.com)


Mungkin tak begitu banyak orang yang mengetahui jika martabak HAR merupakan salah satu kuliner khas Sumatera Selatan. Walaupun tak sepopuler empek-empek rasa yang ditawarkan oleh martabak HAR ini top markotop alias sangat enak. 

Buat anda warga Palembang yang sekarang berada di kota Yogyakarta sekarang tak perlu khawatir lagi untuk mengobati rasa kangen anda pada rasa makanan martabak HAR yang emang sudah berdiri sejak tahun 1947 ini karena sekarang sudah ada cabang pertama dan satu-satunya di Yogyakarta Martabak HAR yang beralamat di Jl Affandi Gejayan Yogyakarta. 
outlet Martabak HAR di Jl Affandi Gejayan Yogyakarta
 
dalam sejarahnya HAR yang merupakan singkatan dari Haji Abdul Razak – adalah perantau yang berasal dari Kerala, India. Ia menikahi seorang perempuan Palembang, dan membuka usaha dengan berjualan martabak dan roti cane. Martabak yang dijualnya adalah jenis martabak telur yang juga biasa disebut martabak malabar. Isinya adalah telur, daging, bawang merah, dan daun bawang. Martabaknya disantap dengan semangkuk kari – mulai dari kari kentang untuk yang vegetarian, kari kambing, kari lembu, kari ayam, dan juga kari ikan. Begitu juga roti cane-nya, disajikan dengan semangkuk kari.
Proses Pembuatan Martabak HAR


Ada lagi martabak khas yang sengaja diberi nama Martabak HAR, yaitu kulit martabak diisi dua telur bebek, lalu digoreng. Martabak HAR ini juga disantap dengan semangkuk kari kentang. Ini adalah menu sarapan yang paling populer.

Selain roti cane dan martabak, Martabak HAR juga menyajikan nasi briyani kambing, nasi minyak kari ayam, dan nasi goreng kambing. Semuanya top markotop! (Bondan Winarno ; Detik.com)

Ada lagi menu yang tidak boleh dilewatkan, yaitu: bubur kambing. Bubur nasi ini berwarna kuning zafaran (saffron), dimasak lama dengan potongan daging kambing dan kaya bumbu. Percayalah, ini adalah bubur kambing sejati – sekali jajal langsung nancep di hati.



 Untuk minuman yang menjadi andalan sendiri ialah Es kacang Merah yang merupakan perpaduan antara es serut, susu, santan, vanili, kacang merah dan gula yang kalau diolah menjadi rasa yang sempurna.

Es Kacang merah minuman populer pelepas dahaga

Sayangnya untuk harga yang dibanderol oleh martabak HAR yang ada di Yogyakarta lebih mahal dari harga aslinya yang ada di Palembang seperti contohnya martabak HAR telor bebek yang harganya mencapai  Rp.17.000 /porsi yang sebenarnya Rp. 14.000 di Palembang. tetapi semua akan terbayar dengan rasa yang akan didapat yang bisa mengobati rasa rindu anda pada makanan ini.

Menu yang ditawarkan di Martabak HAR Yogyakarta



Jelajah Asrama Mahasiswa Sumatera Selatan di Yogyakarta

Jelajah Asrama Mahasiswa Sumatera Selatan di 
Yogyakarta







Balai Sriwijaya "asrama IKPM Sumatera Selatan

Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi indonesia yang terletak di bagian selatan pulau Sumatera yang beribu kotakan Palembang. Beberapa ciri khas dari Sum-Sel diantaranya pernah berdirinya kerajaan  Sriwijaya, salah satu makanan khasnya pempek, serta jembatan Ampera dan sungai musinya.  Di Yogyakarta sendiri terdapat IKPM dan asrama dari Sum-Sel, berikut liputannya:

Asrama Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Sumatera Selatan (IKPM Sum-Sel) atau biasa disebut “Balai Sriwijaya”, yang beralamat di Jl Bausasran DN 3 no 595 Yogyakarta merupakan sebuah rumah bagi mahasiswa yang berasal dari Sum-Sel yang sedang menjalani pendidikan perguruan tingginya di Yogyakarta. 
Asrama Mahasiswa ini diresmikan pada tahun1969 oleh Gubernur Sum-Sel pada saat itu dan lokasinya sungguh strategis karena terletak ditengah kota Yogyakarta. Asrama Sum-Sel ini juga merupakan salah satu asrama yang termasuk dalam asrama anjungan nusantara Yogyakarta bersama tujuh asrama mahasiswa lain seperti asrama Riau, Bangka Belitung, Jawa Barat, Lampung, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat yang diresmikan oleh Walikota Yogyakarta.

Dalam asrama IKPM Sum-Sel ini sendiri memiliki struktur organisasi dan kepengurusan didalamnya. Sebagai pelindung dipegang oleh Gubernur Sum-Sel bapak Ir H. Alex Noerdin SH dan pembina dipegang oleh Prof. Dr. Edy Suandi Hamid M.Ec dan Drs. Safarudin Alwi, M.Si. Untuk kepengurusan diperiode tahun 2012-2014 ditunjuklah Agus Syahputra sebagai ketua umum IKPM Sum-sel sekaligus ketua asrama dan sedang mengenyam pendidikan program sarjananya di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Selanjutnya di posisi wakil ketua diduduki oleh Reza Ulhaq dan diposisi sekertaris jenderal di jabat oleh Gina Faleri Effendi mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta serta Bendahara dipegang Ida mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. 
Selain kepengurusan inti terdapat juga kepengurusan lainnya seperti Departemen pemberdayaan sumber daya manusia, Departemen pendidikan dan kaderisasi, Departemen media dan jaringan, Departemen keagamaan, Departmen Pemberdayaan Perempuan, Departemen Kewirausahaan, dan Departemen pemberdayan perempuan.

Asrama mahasiswa ini memiliki berbagai fasilitas mulai dari dapur, kamar mandi, kamar tidur yang nyaman, ruang tamu, ruang kelurga yang biasanya digunakan untuk menonton televisi, ruang diskusi, lapangan olahraga, tempat parkir, dan masih banyak lagi. Semua fasilitas ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan mahasiswa secara umum.
beberapa koleksi dan plakat prestasi yang pernah diperoleh

Sport Centre Sriwijaya

Ada banyak kegiatan  rutin yang diadakan IKPM Sum-Sel. Salah satu kegiatannya dalah bermain futsal, badminton, dan pencak silat. Selain itu terdapat kegiatan  keagamaan seperti pengajian yang biasanya dilakukan setiap hari kamis ba’da isya serta kegiatan-kegiatan lain yang dapat merekatkan kebersamaan dan kekeluargaan antar anggota”.  
Program belajar membatik bersama warga sekitar
 
Di akhir pekan penghuni asrama biasanya melakukan kerja bakti. Para penghuni bergotong royong untuk membersihkan lingkungan asrama, kamar tidur, lapangan olahraga, gudang, kamar mandi, dsb. Untuk kegiatan eksternal sendiri pengurus  mengadakan kegiatan-kegiatan seperti seminar, pelatihan, diskusi, pentas seni budaya , sosialisasi dan lain sebagainya.


Rabu, 02 Januari 2013

Sosialisasikan “Kota Pendidikan” melalui Film Pendek

Salah satu adegan abah sedang marah ketika mendengar Sandy akan melanjutkan pendidikannya ke Jogja
Salah satu visi kota yogyakarta ialah sebagai kota pendidikan yang berkualitas nampaknya harus dijaga dan dipertahankan. Dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional DIY dan CV Kalika Multimedia Budaya mencoba mensosialisasikan Yogyakarta sebagai kota pendidikan yang kondusif, nyaman dan aman salah satunya dengan memproduksi film pendek iklan layanan masyarakat berjudul “Yogyakarta Pendidikan Masa Depan”. Iklan layanan masyarakat ini rencana akan ditampilkan pada televisi lokal dan nasional serta ketika ada pameran pendidikan berlangsung.

Film pendek yang berdurasi 20 menit ini berkisah tentang Seorang remaja asal Palembang yang baru saja lulus dari SLTA dan berkeinginan melanjutkan pendidikan ke Perguruan tinggi di Yogyakarta. Sayangnya, keinginannya untuk melanjutkan pendidikan di jogja ditentang oleh orang tua dengan alasan ketidakamanan dan kekhawatiran abah akan tidak ada yang membantu meneruskan usahanya jika anak satu-satunya itu keluar Palembang. Berbekal surat panggilan diterima di Program S1 Sastra Inggris salah satu perguruan tinggi di yogyakarta dengan beasiswa penuh serta keinginan yang kuat akhirnya sandi memutuskan meneruskan pendidikannya ke Yogyakarta walaupun belum mendapatkan restu dari abah dan emak.

Menjalani rutinitas kesibukan sebagai mahasiswa dan aktif berorganisasi di kampusnya sandy juga bekerja paruh waktu sebagi jurnalis kontributor lepas di salah satu koran harian di jogja dan menjadi tour guide serta membuka agen wisata bersama teman kampusnya untuk menambah penghasilan agar bisa tetap terus bertahan di Jogja dan menyelasikan kuliahnya. Ia menikmati semua ini karena ia merasa Yogyakarta dipenuhi dengan keramahan dan kehangatan orang-orang disekitarnya.

Berhasil menselaikan program sarjananya dengan baik akhirnya sandy berkeinginan melanjutkan S2 nya sambil mengembangkan usaha agen wisata yang dimilkinya di Yogyakarta, dan selang beberapa tahun usaha agen wisata ini berkembang pesat hingga ke mancanegara. Meras sudah cukup bekal pulang dan telah menselesaikan program sarjana dan pasca sarjananya sandy memutuskan pulang kerumahnya. Dan disambut penyesalan abah dan emaknya, sandy membuktikan bahwa jogja adalah kota pendidikan yang aman, layak, dan nyaman. Bahkan karena dijogja sandy mengenal makna perjuangan.

Menurut Decky Leos sutradara film ini tak begitu banyak kesulitan menggarap film pendek ini karena para kru dan pemain melakukan komunikasi dan persiapan yang baik. Begitu juga menurut tokoh Sandy yang diperankan oleh Falery Effendi Mahasiswa asal Palembang yang mengambil pendidikan di salah satu perguruan tinggi dijogja mengaku tak begitu kesulitan memainkan peran sandy karena sebagian alur cerita dalam film memang beberapa banyak yang dia alami dalam kehidupannya.

Sutradara : Decky Leos
Pimpinan Produksi : Kristiana Wulandari
Director of Photography : I Wayan Nain Febri
Penulis Naskah : Ika Ayu
Pemain : Sandy : G Falery Effendi
Abah : Dadang Ihmawan
Emak : Nurmilisani